Edutafsi.com - Pertolongan pertama saat digigit ular berbisa. Hai Sobat Tafsi, salah satu resiko yang mungkin akan dialami saat berpergian atau berpetualang di suatu tempat yang didominasi hutan adalah terkena gigitan ular. Gigitan ular biasanya memberikan efek yang buruk bagi tubuh. Jika ular yang menggigit adalah ular berbisa, maka akibatnya bisa sangat fatal.
Menurut data WHO (World Health Organization), lebih dari 100.000 jiwa melayang setiap tahunnya di seluruh dunia akibat terkena gigitan ular.
Di Indonesia sendiri, jumlah korban gigitan ular diperkirakan mencapai 135.000 orang pertahun. Meski belum valid, jumlah tersebut terbilang besar.
Tingginya angka kejadian gigitan ular tentu menjadi perhatian tersendiri. Perlu ada upaya sosialiasi pencegahan dan penanganan agar korban meninggal dapat diminimalisir.
Oleh karena itu, sebelum berpergian ke lokasi yang diketahui rawan ular, Sobat Tafsi perlu mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan jika digigit ular.
Nah, pada kesempatan ini, edutafsi akan membagikan informasi mengenai pertolongan pertama yang dapat dilakukan jika digigit ular saat sendirian.
Tapi, sebelum membahas hal itu, ada baiknya kita lihat terlebih dahulu jenis-jenis bisa ular dan dampak yang dapat ditimbulkannya.
Untuk memperkirakan apakah ular berbisa atau tidak, Sobat Tafsi dapat melihatnya berdasarkan ciri-ciri mereka secara umum.
Ciri umum ular berbisa:
1). Kepala berbentuk menyerupai segitiga
2). Memiliki dua gigi taring besar
3). Memiliki pupil mata lonjong
4). Membunuh mangsa dengan menyuntikkan bisa
5). Memiliki sebaris sisik di bagian ujung ekor
6). Bekas gigitan berupa dua lubang akibat gigi taring
7). Memiliki lubang peka panas di kepala.
Ciri umum ular tidak berbisa:
1). Kepala berbentuk bulat telur atau oval
2). Memiliki gigi taring kecil atau tidak bertaring
3). Memiliki pupil mata bulat
4). Membunuh mangsa dengan membelit
5). Sisik di ujung ekor membelah dua saling tumpang
6). Bekas gigitan berupa luka halus berbentuk lengkungan
7). Tidak memiliki lubang peka panas di kepala.
Perlu diperhatikan bahwa ciri-ciri di atas adalah ciri secara umum jadi mungkin tidak sesuai untuk beberapa jenis ular yang Anda lihat.
Jika Sobat Tafsi tidak yakin bagaimana membedakan ular berbisa dan ular tidak berbisa sebaiknya sebisa mungkin hindari kontak dengan mereka.
Beberapa jenis ular berbisa yang umum ditemukan di Indonesia adalah ular sendok, ular kobra, ular weling, ular laut, ular pohon, dan sebagainya.
1). Neurotoksin
Neurotoksin merupakan racun yang menyerang saraf. Racun ini dapat menyebabkan melemahnya otot mata, kejang, sulit bernafas hingga kematian.
Ular yang memiliki neurotoksin: king kobra, weling, ular laut, dan ular Papua.
2). Hemotoksin
Hemotoksin adalah racun yang menyerang sel darah merah. Racun ini menyebabkan perdarahan di area gigitan, mimisan, kencing darah, hingga kotoran darah.
Ular yang memiliki hemotoksin: ular tanah, ular hijau ekor merah, ular picung.
3). Kardiotoksin
Kardiotoksin adalah jenis racun yang menyerang jantung. Racun ini dapat menyebakan syok, penurunan tekanan darah, gagal jantung hingga kematian.
Ular yang memiliki kardiotoksin: ular laut dan king kobra.
4). Nefrotoksin
Nefrotoksin adalah jenis racun yang menyerang ginjal. Racun ini dapat menyerang organ ginjal secara efektif. Contoh: ular bandotan puspo atau ular viper.
5). Sitotoksin
Sitotoksin adalah jenis racun yang menyerang sitoplasma sel dan menyebabkan pembengkakan di area gigitan. Contoh: ular kobra dan ular tanah.
6). Miotoksin
Miotoksin adalah jenis racun yang menyerang sel otot. Racun ini dapat menyebabkan kejang, kaku otot, dan nyeri otot. Miotoksin dihasilkan oleh ular laut.
Orang awam mungkin tidak memahami jenis-jenis bisa ini. Oleh karena itu, ketika digigit ular penting untuk mengingat ciri-ciri ularnya.
Baca juga : Pertolongan Pertama Jika Asam Lambung Naik.
1). Tenang dan Jangan Bergerak
Ketika terkena gigitan ular, cobalah untuk tenang dan tidak terlalu panik. Jangan berlari karena gerakan akan memicu menyebarnya bisa ke seluruh tubuh.
Berusaha mengejar ular yang menggigit Anda bukanlah ide yang baik. Tapi Anda perlu mengingat ciri-ciri ular yang menggigit Anda sebagai informasi untuk tenaga medis.
2). Lakukan Imobilisasi
Hal pertama yang bisa Sobat Tafsi lakukan adalah membuat imobilisasi area gigitan. Prinsipnya adalah membuat area gigitan tidak bergerak sama sekali.
Imobilisasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan benda seperti kayu, kardus, atau batang pisang sebagai penopang agar area gigitan tidak bergerak.
Tindakan imobilisasi dimaksudkan agar bisa ular tetap berada di daerah lokal atau tempat gigitan. Cara ini akan meningkatkan tingkat keselamatan.
Jika imobilisasi berhasil dilakukan, maka waktu untuk mendapatkan perawatan dan antibisa menjadi cukup lama. Cukup untuk menunggu bantuan datang.
3). Memberikan Sinyal Darurat
Setelah memastikan area gigitan diimobilisasi, maka tindakan selanjutnya yang dapat Anda lakukan adalah memberikan sinyal darurat untuk meminta pertolongan.
Jika kondisi Sobat Tafsi memungkinkan, cobalah untuk mengirimkan sinyal darurat seperti peluit atau berteriak meminta pertolongan.
Jika memungkinkan, Kalian dapat menghubungi nomor-nomor khusus untuk melaporkan kondisi serta posisi Anda agar tim bantuan segera meluncur.
Akan tetapi, Sobat Tafsi masih harus tetap memastikan area gigitan tidak bergerak selama Anda meminta pertolongan.
Dalam kondisi darurat seperti itu, lebih baik menunggu bantuan daripada bergerak mencari bantuan karena pergerakan bisa menyebabkan racun menyebar.
4). Tunggu Hingga Bantuan Datang
Jika imobilisasi sudah dilakukan, maka Anda bisa diam atau tidur di lokasi Anda. Tunggu sampai bantuan tiba dan jangan pergi kemana-mana.
Dengan tetap diam dan menjaga bagian gigitan tidak bergerak, maka racun akan berada pada daerah lokal. Jika racun tidak menyebar maka metabolisme tubuh bisa mengeluarkan racun dengan sendirinya.
Menurut buku panduan badan kesehatan WHO, kalau racun ada di fase lokal, bisa dapat keluar dengan sendirinya. Oleh karena itu usahakan untuk tidak bergerak.
Kunci utama penyelamatan saat terkena gigitan ular berbisa adalah mengupayakan agar area yang terkena gigitan sama sekali tidak bergerak.
1). Mengikat Area Gigitan
Salah satunya adalah tindakan mengikat area yang terkena gigitan ular dengan tujuan agar bisanya tidak menyebar ke seluruh tubuh.
Padahal, tindakan mengikat bagian yang tergigit hanyalah membuat kondisi seolah-olah bisa ular berhenti. Faktanya, bisa ular tetap dapat menyebar.
Mengikat bagian tubuh yang terkena ular dapat mengikat pembuluh darah dan efek fatal yang mungkin timbul adalah pembekuan darah hingga amputasi.
2). Menyedot Darah Korban
Tindakan lain yang sebenarnya juga tidak perlu dilakukan adalah membuat sayatan di daerah gigitan dengan maksud agar bisa keluar bersama darah.
Menyayat atau menyedot darah korban adalah tindakan yang tidak perlu karena 79% gigitan ular tidak melalui pembuluh darah melainkan pembuluh getah bening.
Selain kedua cara tersebut, tindakan lain yang juga kerap dilakukan adalah dengan menggunakan garam, cross insisi, kompres, dan sebagainya.
Baca juga : Cara Menyelamatkan Diri dari Gempa Bumi.
Demikian informasi mengenai pertolongan pertama yang dapat dilakukan jika digigit ular berbisa. Semoga informasi ini bermanfaat.
Punya pengalaman digigit ular? Yuk share pengalaman Sobat Tafsi di kolom komentar. Barangkali itu akan berguna untuk pembaca. Terimakasih.
Menurut data WHO (World Health Organization), lebih dari 100.000 jiwa melayang setiap tahunnya di seluruh dunia akibat terkena gigitan ular.
Di Indonesia sendiri, jumlah korban gigitan ular diperkirakan mencapai 135.000 orang pertahun. Meski belum valid, jumlah tersebut terbilang besar.
Tingginya angka kejadian gigitan ular tentu menjadi perhatian tersendiri. Perlu ada upaya sosialiasi pencegahan dan penanganan agar korban meninggal dapat diminimalisir.
Oleh karena itu, sebelum berpergian ke lokasi yang diketahui rawan ular, Sobat Tafsi perlu mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan jika digigit ular.
Nah, pada kesempatan ini, edutafsi akan membagikan informasi mengenai pertolongan pertama yang dapat dilakukan jika digigit ular saat sendirian.
Tapi, sebelum membahas hal itu, ada baiknya kita lihat terlebih dahulu jenis-jenis bisa ular dan dampak yang dapat ditimbulkannya.
#1 Memperkirakan Ular Berbisa atau Tidak
Tidak semua ular memiliki bisa sehingga gigitan beberapa ular mungkin tidak terlalu berbahaya. Tapi, bagaimana cara membedakannya?Untuk memperkirakan apakah ular berbisa atau tidak, Sobat Tafsi dapat melihatnya berdasarkan ciri-ciri mereka secara umum.
Ciri umum ular berbisa:
1). Kepala berbentuk menyerupai segitiga
2). Memiliki dua gigi taring besar
3). Memiliki pupil mata lonjong
4). Membunuh mangsa dengan menyuntikkan bisa
5). Memiliki sebaris sisik di bagian ujung ekor
6). Bekas gigitan berupa dua lubang akibat gigi taring
7). Memiliki lubang peka panas di kepala.
Ciri umum ular tidak berbisa:
1). Kepala berbentuk bulat telur atau oval
2). Memiliki gigi taring kecil atau tidak bertaring
3). Memiliki pupil mata bulat
4). Membunuh mangsa dengan membelit
5). Sisik di ujung ekor membelah dua saling tumpang
6). Bekas gigitan berupa luka halus berbentuk lengkungan
7). Tidak memiliki lubang peka panas di kepala.
Perlu diperhatikan bahwa ciri-ciri di atas adalah ciri secara umum jadi mungkin tidak sesuai untuk beberapa jenis ular yang Anda lihat.
Jika Sobat Tafsi tidak yakin bagaimana membedakan ular berbisa dan ular tidak berbisa sebaiknya sebisa mungkin hindari kontak dengan mereka.
Beberapa jenis ular berbisa yang umum ditemukan di Indonesia adalah ular sendok, ular kobra, ular weling, ular laut, ular pohon, dan sebagainya.
#2 Mengenal Jenis-jenis Bisa Ular
Berbeda jenis ular biasanya bebeda pula jenis bisa atau racunnya. Berbeda bisa, berbeda pula penanganan dan efek yang ditimbulkannya.1). Neurotoksin
Neurotoksin merupakan racun yang menyerang saraf. Racun ini dapat menyebabkan melemahnya otot mata, kejang, sulit bernafas hingga kematian.
Ular yang memiliki neurotoksin: king kobra, weling, ular laut, dan ular Papua.
2). Hemotoksin
Hemotoksin adalah racun yang menyerang sel darah merah. Racun ini menyebabkan perdarahan di area gigitan, mimisan, kencing darah, hingga kotoran darah.
Ular yang memiliki hemotoksin: ular tanah, ular hijau ekor merah, ular picung.
3). Kardiotoksin
Kardiotoksin adalah jenis racun yang menyerang jantung. Racun ini dapat menyebakan syok, penurunan tekanan darah, gagal jantung hingga kematian.
Ular yang memiliki kardiotoksin: ular laut dan king kobra.
4). Nefrotoksin
Nefrotoksin adalah jenis racun yang menyerang ginjal. Racun ini dapat menyerang organ ginjal secara efektif. Contoh: ular bandotan puspo atau ular viper.
5). Sitotoksin
Sitotoksin adalah jenis racun yang menyerang sitoplasma sel dan menyebabkan pembengkakan di area gigitan. Contoh: ular kobra dan ular tanah.
6). Miotoksin
Miotoksin adalah jenis racun yang menyerang sel otot. Racun ini dapat menyebabkan kejang, kaku otot, dan nyeri otot. Miotoksin dihasilkan oleh ular laut.
Orang awam mungkin tidak memahami jenis-jenis bisa ini. Oleh karena itu, ketika digigit ular penting untuk mengingat ciri-ciri ularnya.
Baca juga : Pertolongan Pertama Jika Asam Lambung Naik.
#3 Pertolongan Pertama Jika Digigit Ular Saat Sendirian
Jika Sobat Tafsi sedang sendirian saat mengalami gigitan ular, maka berikut beberapa hal yang dapat Kalian lakukan untuk menyelamatkan diri.1). Tenang dan Jangan Bergerak
Ketika terkena gigitan ular, cobalah untuk tenang dan tidak terlalu panik. Jangan berlari karena gerakan akan memicu menyebarnya bisa ke seluruh tubuh.
Berusaha mengejar ular yang menggigit Anda bukanlah ide yang baik. Tapi Anda perlu mengingat ciri-ciri ular yang menggigit Anda sebagai informasi untuk tenaga medis.
2). Lakukan Imobilisasi
Hal pertama yang bisa Sobat Tafsi lakukan adalah membuat imobilisasi area gigitan. Prinsipnya adalah membuat area gigitan tidak bergerak sama sekali.
Imobilisasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan benda seperti kayu, kardus, atau batang pisang sebagai penopang agar area gigitan tidak bergerak.
Tindakan imobilisasi dimaksudkan agar bisa ular tetap berada di daerah lokal atau tempat gigitan. Cara ini akan meningkatkan tingkat keselamatan.
Jika imobilisasi berhasil dilakukan, maka waktu untuk mendapatkan perawatan dan antibisa menjadi cukup lama. Cukup untuk menunggu bantuan datang.
3). Memberikan Sinyal Darurat
Setelah memastikan area gigitan diimobilisasi, maka tindakan selanjutnya yang dapat Anda lakukan adalah memberikan sinyal darurat untuk meminta pertolongan.
Jika kondisi Sobat Tafsi memungkinkan, cobalah untuk mengirimkan sinyal darurat seperti peluit atau berteriak meminta pertolongan.
Jika memungkinkan, Kalian dapat menghubungi nomor-nomor khusus untuk melaporkan kondisi serta posisi Anda agar tim bantuan segera meluncur.
Akan tetapi, Sobat Tafsi masih harus tetap memastikan area gigitan tidak bergerak selama Anda meminta pertolongan.
Dalam kondisi darurat seperti itu, lebih baik menunggu bantuan daripada bergerak mencari bantuan karena pergerakan bisa menyebabkan racun menyebar.
Jika imobilisasi sudah dilakukan, maka Anda bisa diam atau tidur di lokasi Anda. Tunggu sampai bantuan tiba dan jangan pergi kemana-mana.
Dengan tetap diam dan menjaga bagian gigitan tidak bergerak, maka racun akan berada pada daerah lokal. Jika racun tidak menyebar maka metabolisme tubuh bisa mengeluarkan racun dengan sendirinya.
Menurut buku panduan badan kesehatan WHO, kalau racun ada di fase lokal, bisa dapat keluar dengan sendirinya. Oleh karena itu usahakan untuk tidak bergerak.
Kunci utama penyelamatan saat terkena gigitan ular berbisa adalah mengupayakan agar area yang terkena gigitan sama sekali tidak bergerak.
#4 Salah Kaprah Penanganan Gigitan Ular
Ada beberapa tindakan salah kaprah yang diterapkan oleh masyarakat saat menangani korban yang terkena gigitan ular berbisa.1). Mengikat Area Gigitan
Salah satunya adalah tindakan mengikat area yang terkena gigitan ular dengan tujuan agar bisanya tidak menyebar ke seluruh tubuh.
Padahal, tindakan mengikat bagian yang tergigit hanyalah membuat kondisi seolah-olah bisa ular berhenti. Faktanya, bisa ular tetap dapat menyebar.
Mengikat bagian tubuh yang terkena ular dapat mengikat pembuluh darah dan efek fatal yang mungkin timbul adalah pembekuan darah hingga amputasi.
2). Menyedot Darah Korban
Tindakan lain yang sebenarnya juga tidak perlu dilakukan adalah membuat sayatan di daerah gigitan dengan maksud agar bisa keluar bersama darah.
Menyayat atau menyedot darah korban adalah tindakan yang tidak perlu karena 79% gigitan ular tidak melalui pembuluh darah melainkan pembuluh getah bening.
Selain kedua cara tersebut, tindakan lain yang juga kerap dilakukan adalah dengan menggunakan garam, cross insisi, kompres, dan sebagainya.
Baca juga : Cara Menyelamatkan Diri dari Gempa Bumi.
Demikian informasi mengenai pertolongan pertama yang dapat dilakukan jika digigit ular berbisa. Semoga informasi ini bermanfaat.
Punya pengalaman digigit ular? Yuk share pengalaman Sobat Tafsi di kolom komentar. Barangkali itu akan berguna untuk pembaca. Terimakasih.
Post a Comment