Edutafsi.com - Penyebab Seseorang Menguap. Hai Sobat Tafsi, Kalian tentu sudah tidak asing dengan aktivitas yang disebut menguap. Menguap merupakan tindakan yang umum dan sering dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Tak hanya dilakukan di lingkungan pribadi, kadangkala seseorang terpaksa menguap di lokasi publik karena alasan tertentu.
Biasanya, ketika melihat teman atau kerabat kita menguap, kita akan berkesimpulan bahwa mereka sedang mengantuk atau sedang kurang tidur.
Ya, menguap memang umumnya dilakukan oleh seseorang yang sedang dalam keadaan mengantuk sehingga keduanya seringkali dikaitkan.
Akan tetapi, benarkah menguap adalah pertanda seseorang mengantuk? Mengapa seseorang yang mengantuk cenderung untuk menguap?
Kemudian bagaimana halnya dengan mereka yang menguap padahal mereka sama sekali tidak mengantuk atau terbilang cukup tidurnya?
Pada kesempatan ini, edutafsi akan mengulas beberapa teori yang pernah dikemukakan oleh beberapa ilmuwan untuk menjelaskan fenomena menguap.
Biasanya seseorang cenderung mengantuk karena beberapa faktor seperti kelelahan, kurang tidur, atau karena telah memasuki waktu tidur normalnya.
Orang yang terbiasa tidur di siang hari biasanya akan cenderung mengantuk ketika telah memasuki jam-jam tidur siangnya.
Begitupula ketika seseorang telah memasuki jadwal tidur malam yang rutin dilakukannya, maka orang tersebut akan cenderung mengantuk.
Lalu, apa hubungan mengantuk dengan menguap?
Menurut seorang ahli saraf dari Universitas Maryland Amerika Serikat, menguap merupakan salah satu tanda yang umum dari kondisi kelelahan.
Menurutnya, orang akan cenderung menguap ketika mendekati jam tidur atau setelah bangun tidur. Umumnya, orang akan menguap saat sedang mengantuk.
Ketika mengantuk, tubuh cenderung dalam kondisi yang tidak prima. Salah satunya adalah karena tubuh kekurangan oksigen setelah beraktivitas.
Ketika tubuh kekurangan oksigen, maka secara alami ada suatu reaksi dari tubuh. Reaksi inilah yang kita kenal dengan istilah menguap.
Saat menguap, seseorang akan menarik nafas dengan volume yang besar untuk memasukkannya ke dalam tubuh dan mencukupi kekurangan oksigen.
Jadi, menurut teori ini, seseorang akan menguap ketika mengantuk sebagai reaksi alami tubuh untuk memenuhi kekurangan oksigen dalam tubuh.
Akan tetapi, tidak semua sependapat. Beberapa ilmuwan mengatakan bahwa menguap tidak selalu mengindikasikan seseorang mengantuk.
Nah, pada bagian selanjutnya, edutafsi akan membahas beberapa teori yang mencoba menjelaskan apa penyebab seseorang menguap.
Fakta yang dikemukakan oleh ilmuwan mengenai fenomena menguap nyatanya tidak selalu dapat menjelaskan fenomena itu secara menyeluruh.
Walaupun begitu, ada beberapa teori yang kemudian dipandang sebagai teori yang paling baik menjelaskan fenomena tersebut.
Berikut beberapa teori yang mencoba menjelaskan penyebab atau alasan mengapa seseorang menguap.
Ketika seseorang menjalani serangkaian aktivitas dan kekurangan oksigen, maka tubuh akan beraksi dengan cara menguap. Kadangkala disertai dengan airmata.
Menurut teori ini, seseorang yang tubuhnya kekurangan oksigen akan cenderung menguap agar dapat mencukupi kekurangan tersebut.
Ketika menguap, mulut akan terbuka lebar dan paru-paru menyerap banyak udara. Udara tersebut kemudian akan dihembuskan secara perlahan.
Selama proses ini berlangsung, gendang telinga meregang , mata cenderung tertutup rapat, dan menyebabkan mata berair.
Mereka berkeyakinan bahwa teori yang paling mendekati untuk menjelaskan penyebab seseorang menguap adalah karena kebiasaan orang bernafas pendek.
Menurut Michael Decker, Ph.D dari Case Western University, menguap merupakan semacam respon homeostatik akibat seseorang tidak bernafas dalam.
Menurutnya, ketika sedang bersitirahat, bagian bawah paru-paru seringkali terabaikan sehingga berpengaruh terhadap kapasitas paru-paru.
Orang yang sering bernafas pendek akan cenderung menguap sebagai bentuk respon homeostatis untuk menjaga fungsi tubuh tetap stabil.
Menurut teori ini, seseorang akan cenderung menguap karena mengalami kelelahan setelah melakukan berbagai aktivitas.
Selain karena padatnya aktivitas, kelelahan akibat kualitas tidur yang buruk juga diduga menjadi penyebab seseorang menguap.
Ketika kualitas tidur terganggu, seseorang cenderung tetap merasa kelelahan meski sudah beristirahat sehingga cenderung masih mengantuk.
Kualitas tidur yang buruk biasanya disebabkan oleh gangguan tidur yang kemudian menyebabkan seseorang tetap mengantuk dan mudah menguap.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan penganut teori ini, seseorang cenderung lebih sering menguap, ketika otak dalam kondisi lebih hangat.
Salah satu penelitian mengenai teori ini adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari Austria yang diketuai oleh Jorg Massen dari University of Vienna.
Dalam penelitian tersebut, mereka mengamati perilaku menguap dari orang-orang yang berjalan di Vienna selama musim panas dan musim dingin.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, mereka menyimpulkan bahwa orang-orang di Vienna lebih banyak menguap di musim panas, daripada di musim dingin.
Menurut pengantu teori ini, orang akan cenderung menguap untuk mendinginkan otaknya ketika suhu udara di lingkungan lebih panas dari suhu tubuhnya.
Proses pendinginan otak ini diduga tidak akan terjadi jika suhu udara lingkungan tidak sepanas atau tidak lebih panas daripada suhu tubuh.
Jadi, menurut mereka, ketika suhu lingkungan masih lebih rendah dari suhu tubuh, maka seseorang tidak akan menguap.
Seseorang yang memiliki kecenderungan menguap di luar kebiasaan orang pada umumnya, bisa jadi memiliki riwayat penyakit tertentu.
Ketika seseorang kerap menguap terus-menerus, maka kemungkinan besar ada yang salah dengan kondisi kesehatannya.
Masalah ini biasanya berhubutngan dengan masalah tidur seseorang. Mereka yang terlalu sering menguap kemungkinan memiliki gangguan tidur.
Beberapa gangguan atau penyakit tersebut antaralain sleep apnea, narkolepsi, sindrom kelelahan kronis, dan terganggunya jam biologis tubuh.
1). Sleep Apnea
Salah satu gangguan tidur yang secara tidak langsung menyebabkan seseorang lebih sering menguap adalah sleep apnea atau obsturctive sleep apnea.
Sleep apnea adalah kondisi di mana napas seseorang terhenti sementara saat mereka sedang tidur. Biasanya terjadi karena tersumbatnya jalur pernafasan.
Ketika seseorang mengalami sleep apnea, maka kualitas tidurnya menjadi terganggu sehingga waktu tidur tersa tidak cukup dan mengantuk keesokan harinya.
2). Narkolepsi
Narkolepsi adalah gannguan tidur atau penyakit kronis yang menyebabkan penderitanya dapat tidur di mana saja dan kapan saja.
Orang yang menderita narkolepsi memiliki kecenderungan kantuk berat di waktu-waktu yang tidak tepat dan kemungkinan akan sering menguap.
Biasanya gangguan ini dapat terjadi secara berkepanjangan dan sulit diobati namun dengan gaya hidup sehat, gangguan ini dapat dikendalikan.
3). Sindrom Kelelahan Kronis
Sindrom kelelahan kronis merupakan kondisi medis yang menyebabkan penderitanya merasa lelah, letih, lesuh, dan mengantuk berkepanjangan.
Kondisi ini kemungkinan besar dapat terjadi karena perpaduan dari beberapa faktor salah satunya adalah gangguan tidur dan sleep apnea.
Penderita sindrom kelelahan kronis biasanya akan merasakan nyeri otot, sulit berkonsentrasi, bahkan merasa berat untuk membuka matanya.
4). Terganggunya Jam Biologis Tubuh
Ketika seseorang terlalu sering menguap, bisa jadi ini menandakan bahwa jam biologis tubuhnya terganggu sehingga mudah mengantuk.
Jam biologis tubuh adalah jadwal kerja setiap organ tubuh dan fungsi tubuh secara alami dan biasanya tiap orang memiliki jam biologis yang sedikit berbeda.
Terganggunya jam biologis tubuh secara tidak langsung berdampak terhadap kinerja tubuh sebab organ tertentu mungkin tidak berfungsi optimal.
Orang yang jam biologisnya tergangu biasanya akan mengalami kantuk di waktu yang tidak tepat sehingga cenderung sering menguap.
Baca juga : Mengapa Paus Dikatakan Mamalia?
Kenapa banyak orang yang cenderung ikut menguap ketika melihat orang lain menguap? Benarkah menguap adalah sesuatu yang menular?
Jika benar menguap dapat menular, lalu bagaimana proses tesebut dapat terjadi?
Dilansir dari CNN Indonesia, ada sebuah penelitian yang mencoba melihat bagaimana seseorang yang menguap dapat menular ke orang lain yang melihatnya.
Dalam penelitian tersebut, ketika sebuah video memperlihatkan aktivitas seseorang yang menguap, ternyata 50% penonton ikut menguap.
Menurut psikolog dan ahli neurosains dari University of Maryland, Robert Provine, sebagian besar perilaku manusia pada dasarnya memang menular.
Begitupula halnya dengan menguap. Menurutnya, menularnya aktivitas menguap bukanlah suatu reaksi yang aneh dan merupakan reaksi yang alami.
Menularnya aktivitas menguap tidak hanya terjadi pada manusia, tetapi juga pada hewan. Bahkan, aktivitas tersebut dapat menular hanya dengan memikirkannya.
Meskipun aktivitas menguap dapat memicu orang lain untuk menguap, akan tetapi tidak semua orang yang menguap dapat menularkannya.
Biasanya, aktivitas menguap akan cenderung menular di antara orang yang memiliki kedekatan baik secara genetis atau secara emosional.
Katanya menguap itu bisa menular hanya dengan melihat atau memikirkan orang menguap loh. Coba, Sobat Tafsi ikutan nguap gak lihat gambar ini?
Demikian pembahasan mengenai fenomena menguap ketika manusia mengantuk yang dapat edutafsi bagikan. Semoga bermanfaat.
Baca juga : Mengapa Bulan Tak Tampak di Siang Hari?
Jika pembahasan singkat ini bermanfaat untuk dibaca, bantu edutafsi ya membagikannya kepada teman-teman kalian melalui share di sosial media.
Biasanya, ketika melihat teman atau kerabat kita menguap, kita akan berkesimpulan bahwa mereka sedang mengantuk atau sedang kurang tidur.
Ya, menguap memang umumnya dilakukan oleh seseorang yang sedang dalam keadaan mengantuk sehingga keduanya seringkali dikaitkan.
Akan tetapi, benarkah menguap adalah pertanda seseorang mengantuk? Mengapa seseorang yang mengantuk cenderung untuk menguap?
Kemudian bagaimana halnya dengan mereka yang menguap padahal mereka sama sekali tidak mengantuk atau terbilang cukup tidurnya?
Pada kesempatan ini, edutafsi akan mengulas beberapa teori yang pernah dikemukakan oleh beberapa ilmuwan untuk menjelaskan fenomena menguap.
Hubungan Menguap dan Mengantuk
Mengantuk adalah suatu kondisi dimana seseorang merasa lelah dan cenderung ingin memejamkan mata. Mengantuk merupakan hal yang normal dialami.Biasanya seseorang cenderung mengantuk karena beberapa faktor seperti kelelahan, kurang tidur, atau karena telah memasuki waktu tidur normalnya.
Orang yang terbiasa tidur di siang hari biasanya akan cenderung mengantuk ketika telah memasuki jam-jam tidur siangnya.
Begitupula ketika seseorang telah memasuki jadwal tidur malam yang rutin dilakukannya, maka orang tersebut akan cenderung mengantuk.
Lalu, apa hubungan mengantuk dengan menguap?
Menurut seorang ahli saraf dari Universitas Maryland Amerika Serikat, menguap merupakan salah satu tanda yang umum dari kondisi kelelahan.
Menurutnya, orang akan cenderung menguap ketika mendekati jam tidur atau setelah bangun tidur. Umumnya, orang akan menguap saat sedang mengantuk.
Ketika mengantuk, tubuh cenderung dalam kondisi yang tidak prima. Salah satunya adalah karena tubuh kekurangan oksigen setelah beraktivitas.
Ketika tubuh kekurangan oksigen, maka secara alami ada suatu reaksi dari tubuh. Reaksi inilah yang kita kenal dengan istilah menguap.
Saat menguap, seseorang akan menarik nafas dengan volume yang besar untuk memasukkannya ke dalam tubuh dan mencukupi kekurangan oksigen.
Jadi, menurut teori ini, seseorang akan menguap ketika mengantuk sebagai reaksi alami tubuh untuk memenuhi kekurangan oksigen dalam tubuh.
Akan tetapi, tidak semua sependapat. Beberapa ilmuwan mengatakan bahwa menguap tidak selalu mengindikasikan seseorang mengantuk.
Nah, pada bagian selanjutnya, edutafsi akan membahas beberapa teori yang mencoba menjelaskan apa penyebab seseorang menguap.
Beberapa Teori Tentang Menguap
Meski beberapa ilmuwan mencoba mengungkapkan penyebab pasti dari peristiwa menguap, namun tidak ada teori yang benar-benar dapat dibuktikan.Fakta yang dikemukakan oleh ilmuwan mengenai fenomena menguap nyatanya tidak selalu dapat menjelaskan fenomena itu secara menyeluruh.
Walaupun begitu, ada beberapa teori yang kemudian dipandang sebagai teori yang paling baik menjelaskan fenomena tersebut.
Berikut beberapa teori yang mencoba menjelaskan penyebab atau alasan mengapa seseorang menguap.
#1 Kita Menguap Karena Kekurangan Oksigen
Seperti yang telah dijelaskan di atas, salah satu teori menjelaskan bahwa menguap adalah reaksi alami karena tubuh kekurangan oksigen.Ketika seseorang menjalani serangkaian aktivitas dan kekurangan oksigen, maka tubuh akan beraksi dengan cara menguap. Kadangkala disertai dengan airmata.
Menurut teori ini, seseorang yang tubuhnya kekurangan oksigen akan cenderung menguap agar dapat mencukupi kekurangan tersebut.
Ketika menguap, mulut akan terbuka lebar dan paru-paru menyerap banyak udara. Udara tersebut kemudian akan dihembuskan secara perlahan.
Selama proses ini berlangsung, gendang telinga meregang , mata cenderung tertutup rapat, dan menyebabkan mata berair.
#2 Menguap Terjadi Karena Kebiasaan Bernafas Pendek
Beberapa ilmuwan tidak setuju bahwa menguap adalah reaksi tubuh akibat kekurangan oksigen. Menurut mereka, mencukupi oksigen tidak menghentikan menguap.Mereka berkeyakinan bahwa teori yang paling mendekati untuk menjelaskan penyebab seseorang menguap adalah karena kebiasaan orang bernafas pendek.
Menurut Michael Decker, Ph.D dari Case Western University, menguap merupakan semacam respon homeostatik akibat seseorang tidak bernafas dalam.
Menurutnya, ketika sedang bersitirahat, bagian bawah paru-paru seringkali terabaikan sehingga berpengaruh terhadap kapasitas paru-paru.
Orang yang sering bernafas pendek akan cenderung menguap sebagai bentuk respon homeostatis untuk menjaga fungsi tubuh tetap stabil.
#3 Kebanyakan Manusia Menguap Karena Kelelahan
Salah satu teori yang mungkin merupakan teori paling populer namun tidak sepenuhnya dapat dibuktikan adalah teori kelelahan.Menurut teori ini, seseorang akan cenderung menguap karena mengalami kelelahan setelah melakukan berbagai aktivitas.
Selain karena padatnya aktivitas, kelelahan akibat kualitas tidur yang buruk juga diduga menjadi penyebab seseorang menguap.
Ketika kualitas tidur terganggu, seseorang cenderung tetap merasa kelelahan meski sudah beristirahat sehingga cenderung masih mengantuk.
Kualitas tidur yang buruk biasanya disebabkan oleh gangguan tidur yang kemudian menyebabkan seseorang tetap mengantuk dan mudah menguap.
#4 Menguap Merupakan Cara Mendinginkan Otak
Teori lain yang mencoba menjelaskan penyebab seseorang menguap adalah teori suhu otak. Menurut teori ini, menguap merupakan cara manusia mendinginkan otak.Berdasarkan penelitian yang dilakukan penganut teori ini, seseorang cenderung lebih sering menguap, ketika otak dalam kondisi lebih hangat.
Salah satu penelitian mengenai teori ini adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari Austria yang diketuai oleh Jorg Massen dari University of Vienna.
Dalam penelitian tersebut, mereka mengamati perilaku menguap dari orang-orang yang berjalan di Vienna selama musim panas dan musim dingin.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, mereka menyimpulkan bahwa orang-orang di Vienna lebih banyak menguap di musim panas, daripada di musim dingin.
Menurut pengantu teori ini, orang akan cenderung menguap untuk mendinginkan otaknya ketika suhu udara di lingkungan lebih panas dari suhu tubuhnya.
Proses pendinginan otak ini diduga tidak akan terjadi jika suhu udara lingkungan tidak sepanas atau tidak lebih panas daripada suhu tubuh.
Jadi, menurut mereka, ketika suhu lingkungan masih lebih rendah dari suhu tubuh, maka seseorang tidak akan menguap.
#5 Menguap Bisa Jadi Tanda Penyakit
Meskipun menguap kerapkali dijadikan sebagai indikator bahwa seseorang sedang mengantuk, namun menguap ternyata bisa jadi merupakan pertanda penyakit.Seseorang yang memiliki kecenderungan menguap di luar kebiasaan orang pada umumnya, bisa jadi memiliki riwayat penyakit tertentu.
Ketika seseorang kerap menguap terus-menerus, maka kemungkinan besar ada yang salah dengan kondisi kesehatannya.
Masalah ini biasanya berhubutngan dengan masalah tidur seseorang. Mereka yang terlalu sering menguap kemungkinan memiliki gangguan tidur.
Beberapa gangguan atau penyakit tersebut antaralain sleep apnea, narkolepsi, sindrom kelelahan kronis, dan terganggunya jam biologis tubuh.
1). Sleep Apnea
Salah satu gangguan tidur yang secara tidak langsung menyebabkan seseorang lebih sering menguap adalah sleep apnea atau obsturctive sleep apnea.
Sleep apnea adalah kondisi di mana napas seseorang terhenti sementara saat mereka sedang tidur. Biasanya terjadi karena tersumbatnya jalur pernafasan.
Ketika seseorang mengalami sleep apnea, maka kualitas tidurnya menjadi terganggu sehingga waktu tidur tersa tidak cukup dan mengantuk keesokan harinya.
2). Narkolepsi
Narkolepsi adalah gannguan tidur atau penyakit kronis yang menyebabkan penderitanya dapat tidur di mana saja dan kapan saja.
Orang yang menderita narkolepsi memiliki kecenderungan kantuk berat di waktu-waktu yang tidak tepat dan kemungkinan akan sering menguap.
Biasanya gangguan ini dapat terjadi secara berkepanjangan dan sulit diobati namun dengan gaya hidup sehat, gangguan ini dapat dikendalikan.
3). Sindrom Kelelahan Kronis
Sindrom kelelahan kronis merupakan kondisi medis yang menyebabkan penderitanya merasa lelah, letih, lesuh, dan mengantuk berkepanjangan.
Kondisi ini kemungkinan besar dapat terjadi karena perpaduan dari beberapa faktor salah satunya adalah gangguan tidur dan sleep apnea.
Penderita sindrom kelelahan kronis biasanya akan merasakan nyeri otot, sulit berkonsentrasi, bahkan merasa berat untuk membuka matanya.
4). Terganggunya Jam Biologis Tubuh
Ketika seseorang terlalu sering menguap, bisa jadi ini menandakan bahwa jam biologis tubuhnya terganggu sehingga mudah mengantuk.
Jam biologis tubuh adalah jadwal kerja setiap organ tubuh dan fungsi tubuh secara alami dan biasanya tiap orang memiliki jam biologis yang sedikit berbeda.
Terganggunya jam biologis tubuh secara tidak langsung berdampak terhadap kinerja tubuh sebab organ tertentu mungkin tidak berfungsi optimal.
Orang yang jam biologisnya tergangu biasanya akan mengalami kantuk di waktu yang tidak tepat sehingga cenderung sering menguap.
Baca juga : Mengapa Paus Dikatakan Mamalia?
Benarkah Menguap itu Menular?
Pernahkah Sobat Tafsi tiba-tiba menguap setelah melihat seseorang atau kerabat yang berada di dekat kalian menguap?Kenapa banyak orang yang cenderung ikut menguap ketika melihat orang lain menguap? Benarkah menguap adalah sesuatu yang menular?
Jika benar menguap dapat menular, lalu bagaimana proses tesebut dapat terjadi?
Dilansir dari CNN Indonesia, ada sebuah penelitian yang mencoba melihat bagaimana seseorang yang menguap dapat menular ke orang lain yang melihatnya.
Dalam penelitian tersebut, ketika sebuah video memperlihatkan aktivitas seseorang yang menguap, ternyata 50% penonton ikut menguap.
Menurut psikolog dan ahli neurosains dari University of Maryland, Robert Provine, sebagian besar perilaku manusia pada dasarnya memang menular.
Begitupula halnya dengan menguap. Menurutnya, menularnya aktivitas menguap bukanlah suatu reaksi yang aneh dan merupakan reaksi yang alami.
Menularnya aktivitas menguap tidak hanya terjadi pada manusia, tetapi juga pada hewan. Bahkan, aktivitas tersebut dapat menular hanya dengan memikirkannya.
Meskipun aktivitas menguap dapat memicu orang lain untuk menguap, akan tetapi tidak semua orang yang menguap dapat menularkannya.
Biasanya, aktivitas menguap akan cenderung menular di antara orang yang memiliki kedekatan baik secara genetis atau secara emosional.
Katanya menguap itu bisa menular hanya dengan melihat atau memikirkan orang menguap loh. Coba, Sobat Tafsi ikutan nguap gak lihat gambar ini?
Demikian pembahasan mengenai fenomena menguap ketika manusia mengantuk yang dapat edutafsi bagikan. Semoga bermanfaat.
Baca juga : Mengapa Bulan Tak Tampak di Siang Hari?
Jika pembahasan singkat ini bermanfaat untuk dibaca, bantu edutafsi ya membagikannya kepada teman-teman kalian melalui share di sosial media.
Post a Comment